Sumber
Apakah Novel Coronavirus (2019-nCoV)?
Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah jenis baru coronavirus yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia menyebabkan penyakit mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Gejala umum berupa demam ≥380C, batuk, pilek, nyeri tenggorokan dan sesak napas. Jika ada orang dengan gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke China (terutama Wuhan), atau pernah merawat/kontak dengan penderita 2019-nCoV, maka terhadap orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.
Sampai saat ini, belum diketahui bagaimana manusia bisa terinfeksi virus ini. Para ahli masih sedang melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, cara penularan dan pola klinis serta perjalanan penyakit. Hasil penyelidikan sementara dari beberapa institusi di kota Wuhan, sebagian kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar hewan/ikan, namun belum dapat dipastikan jenis hewan penular virus ini. Hingga saat ini dilaporkan adanya penularan antar manusia, namun masih dalam kalangan terbatas (kontak erat dan petugas kesehatan yang merawat kasus).
Sampai saat ini hewan penular 2019-nCoV belum diketahui.
WHO terus memantau situasi untuk mengidentifikasi bagaimana orang-orang terpapar. Saat ini tidak ada bukti langsung bahwa kasus manusia terpapar melalui kontak langsung dengan hewan karena hewan penularnya belum diketahui.
Saat ini, belum ditemukan bukti bahwa hewan peliharaan seperti anjing atau kucing dapat terinfeksi virus corona baru. Namun, akan jauh lebih baik untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak dengan hewan peliharaan. Kebiasaan ini dapat melindungi Anda terhadap berbagai bakteri umum seperti E.coli dan Salmonella yang dapat berpindah antara hewan peliharaan dan manusia.
Belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk virus ini. Namun, gejala yang disebabkan oleh virus ini dapat diobati. Oleh karena itu pengobatan harus didasarkan pada kondisi klinis pasien dan perawatan suportif dapat sangat efektif.
Tidak, antibiotik tidak bekerja melawan virus, hanya bakteri. Novel Coronavirus (2019-nCoV) adalah virus, oleh karena itu, antibiotik tidak boleh digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan. Namun, jika Anda dirawat di rumah sakit untuk 2019-nCoV, Anda mungkin menerima antibiotik, karena infeksi sekunder bakteri mungkin terjadi.
WHO secara ketat memantau situasi terkini dan secara teratur menerbitkan informasi tentang penyakit ini. Informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini dapat dilihat melalui: Info Coronavirus WHO Online atau Arsip Berita Update Coronavirus.
Tidak diketahui seberapa luas penyebaran virus ini. Oleh karena itu, tetap mewaspadai kasus infeksi pernapasan akut yang parah (Severe Acute Respiratory Infection-SARI).
Petugas kesehatan lebih sering melakukan kontak dengan pasien dengan berbagai jenis penyakit menular, sehingga cukup rentan tertular berbagai jenis penyakit. Oleh karena itu, petugas kesehatan secara konsisten harus selalu menggunakan alat pelindung diri saat merawat pasien.
SARS adalah coronavirus yang diidentifikasi pada tahun 2003 dan termasuk dalam keluarga besar virus yang sama dengan novel coronavirus. Gejalanya mirip dengan infeksi 2019-nCoV, namun SARS lebih berat.
Apakah sudah ada pembatasan untuk bepergian ke Cina?
WHO sudah menetapkan 2019-nCoV sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Kegawatdaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia pada tanggal 30 Januari 2020. Namun sampai saat ini belum memberlakukan pembatasan perjalanan ke Cina. Namun demikian pelaku perjalanan ke Cina harus tetap waspada selama di Cina dengan menjaga kesehatannya, atau disarankan menunda perjalanan ke Cina karena risiko penyakit ini masih sangat tinggi di Cina.
Amankah bepergian membawa anak-anak ke negara terjangkit/Cina?
Saat ini jika tidak ada keperluan yang mendesak disarankan tidak merencanakan bepergian ke Cina, apalagi membawa anak-anak.
Tidak ada batasan usia orang-orang dapat terinfeksi oleh coronavirus ini (2019-nCoV). Namun orang yang lebih tua, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti asma, diabetes, penyakit jantung) dapat lebih rentan untuk menderita sakit yang parah.
- Penyampaian Surat Edaran Dirjen P2P No. SR.0364/II/55/2020 tanggal 6 Januari 2020 mengenai Kesiapsiagaan dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Penyakit Pneumonia dari Negara Republik Rakyat Tiongkok ke Indonesia kepada Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota, KKP, B/BTKL-PP, dan seluruh rumah sakit rujukan nasional dan regional.
- Penyampaian Surat Edaran Dirjen Pelayanan Kesehatan No. YR.01.02/III/0027/2020 tanggal 7 Januari 2020 mengenai Kesiapsiagaan Rumah Sakit dalam Penanganan Penyakit Infeksi Emerging ke 100 rumah sakit rujukan flu burung, diikuti dengan penyampaian surat kepada rumah sakit rujukan flu burung untuk melakukan pendataan ulang terkait sumber daya yang ada di rumah sakit pada tanggal 15 Januari 2020.
- Penyiapan Pedoman Kesiapsiagaan dalam Menghadapi nCoV yang meliputi deteksi, manajemen klinis, pemeriksaan laboratorium, dan komunikasi risiko.
- Melakukan press release, temu media, webinar, dan video conference terkait 2019-nCoV sebagai salah satu upaya komunikasi risiko kepada masyarakat.
- Pembuatan materi edukasi bagi masyarakat untuk disebarluaskan melalui berbagai media
- Penyiapan Laboratorium Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) untuk dapat memeriksa spesimen yang diduga 2019-nCoV.
- Peningkatan pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan di 19 daerah berisiko dengan mengaktifkan thermal scanner dan pemberian Health Alert Card (HAC) di terminal kedatangan internasional.
- Melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait
- Melakukan pembaharuan informasi terkait 2019-nCoV
Bagaimana mengantisipasi penularan virus corona?
Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah penularan nCoV. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi virus ini adalah:
- Menjaga kesehatan dan kebugaran agar sistem imunitas/ kekebalan tubuh meningkat.
- Mencuci tangan menggunakan sabun. Mencuci tangan sampai bersih merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
- Ketika batuk dan bersin, upayakan menjaga agar lingkungan Anda tidak tertular. Tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau dengan lengan (bukan dengan telapak tangan).
- Gunakan masker penutup mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di tempat umum.
- Buang tisu yang sudah digunakan ke tempat sampah dan cucilah tangan Anda.
- Hindari kontak dengan hewan ternak dan hewan liar yang terbukti tertular coronavirus.
- Jangan makan daging yang tidak dimasak hingga matang
- Jika Anda berencana berkunjung ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan seperti Cina, terutama kota Wuhan berhati-hatilah dan jagalah kesehatan anda.
Jika Anda mengalami gejala mirip dengan kasus tersebut setelah pergi ke negara-negara tersebut, Anda tidak perlu panik. Segeralah ke rumah sakit dan beritahukan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanan Anda.
- Sistem pelaporan bila ditemukan orang dengan gejala demam >380 C, batuk, pilek, sakit tenggorokan dan sesak serta memiliki riwayat perjalanan dari China dilaporkan ke fasyankes terdekat, kemudian dilaporkan secara berjenjang melalui satu pintu yaitu ke Public Health Emergency Operation Center (PHEOC) Kementerian Kesehatan.
- PHEOC akan berkoordinasi dengan Emergency Operation Center (EOC).
- Koordinasi lintas sektor dan lintas program terkait seperti dengan kementerian perhubungan, kementerian hukum dan HAM, kementerian luar negeri, untuk penanganan lebih lanjut.
- Sharing Informasi dengan lintas sektor dilakukan guna kelancaran operasional di lapangan.
Dimanakah saya bisa mendapatkan media edukasi dan informasi serta situasi perkembangan 2019-nCoV?
Informasi tentang media KIE atau situasi perkembangan 2019-nCoV, dapat diakses melalui:
- Hotline Emergency Operation Center (EOC): (021) 5210411 dan 081212123119
- Twitter : @KemenkesRI
- Facebook : @KementerianKesehatanRI
- Instagram: @kemenkes_ri
- Website : who.int, www.infeksiemerging.kemkes.go.id, www.sehatnegeriku.kemkes.go.id
Apakah di Indonesia sudah ditemukan kasus yang terinfeksi?
Sampai saat ini di Indonesia belum ada kasus 2019-nCoV.
Prosedur penanganan terhadap orang yang diduga terjangkit wabah virus Corona
- Dengan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan di pintu masuk negara, baik di bandara, pelabuhan maupun lintas batas darat negara.
- Di pintu masuk negara terutama yang ada akses langsung dengan Wuhan atau Cina, mengaktifkan penggunaan thermal scanner sebagai deteksi awal gejala demam pada pelaku perjalanan yang masuk. Jika ada yang “tertangkap” dengan alat ini maka dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan jika perlu dirujuk ke RS rujukan untuk perawatan lebih lanjut.
Daftar pertanyaan dan jawaban diatas dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan global penyakit ini. Versi PDF dapat diunduh disini.
Selalu pantau laman infeksiemerging.kemkes.go.id untuk informasi terkini, atau masukkan email Anda dalam kolom subscribe di samping atau di bawah artikel ini untuk memantau informasi terkini setiap kasus infeksi emerging global dan nasional.
No comments:
Post a Comment